BERSYUKUR SETIAP SAAT
Namaku : Dewi Iriyanti
No Peserta Ku : 13101108
Dari begitu bangun pagi dikamar
lantai atas sampai turun ke lant5ai bawah, sudah berapa kali saya mengucapkan
terima kasih dan bersyukur? Mungkin sudah lima kali sampai tujuh kali. Dalam satu
hari? berapa kali saya berterima kasih dan bersyukur didalam hati? Berapa kali
yang saya ucapkan dengan lantang bersuara dengan orang lain? Mungkin bisa 50
sampai 100 kali, bisa jadi lebih, karena tidak saya hitung.
Tidak praktis
kedengarannya? Kok ya aneh mengucapkan terima kasih sampai puluhan kali dalam
satu hari? Bahkan ratusan kali? Jawabannya mudah saja: dengan berterima kasih
dan bersyukur, kita selalu mencari sisi positif dari segala sesuatu. Dengan
mencari sisi positif, maka diri kita menjadi semakin positif dalam melihat
segala sesuatu. Pasti ada putih setitik di dalam hitam kelam dan ada hitam
setitik di dalam putih bersih.
Dengan selalu mengingat
kelimpahan kita, otak kita mencetak keyakinan (believe) bahwa memang benar kita
hidup dalam kelimpahan. Maka, semua perbuatan kita didasari oleh keyakinan ini,
termasuk persepsi diri kita sebagai peronifikasi dari sukses. Lantas, sampai kapan perlu mengucapkan terima kasih dan
bersyukur berpuluh puluh kali tersebut? Sepanjang hayat.
Ah, tidak praktis, mungkin ada yang berpendapat demikian.
Sekali lagi bahwa ini tidak mengajarkan untuk sukses dalam semalam, namun
dengan mengubah mindset (pola pikir) maka segala faktor eksternal yang sering
menjadi atribut orang sukses akan datang sendirinya bagaikan arus sungai
Berterima kasih dan bersyukur
toh tidak memerlukan modal uang maupun sumber daya apa pun. Intinya hanya satu,
yaitu kemauan keras untuk mengubah diri. Jangan pikirkan “pahala” yang Anda
dapat dari perbuatan ini dulu. Jangan pula mengharapkan nasib akan berubah
dalam sekejap. Yang jelas, dengan mengucapkan terima kasih kepada orang lain
tanpa ada rasa keterpaksaan dan rasa canggung saja sudah cukup merupakan
jembatan kita ke dlam hati orang itu.
“Terima kasih” tidak akan pernah
ditolak oleh orang lain, malah biasanya disambut dengan senyum lebar dan hati
yang sedikit lebih lembut dari pada sebelumnya. Ini saja sudah merupakan magnit
yang bisa membantu kita semua dalam memproyeksikan diri yang sukses ke luar.
Jadi, jika ada keragu-raguan dan ke-engganan untuk berterima kasih dan
bersyukur dalam skala dan frekuensi luar biasa, maka sebaiknya Anda urungkan
niat Anda untuk menjadi personifikasi dari sukses itu sendiri. Aammiiin ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar